oleh

Hasil (LSI): Asr-Hugua Menjadi Cagub dan Cawagub yang Bebas Dari Korupsi

Sultraexpos | Kendari – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terkait pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Tenggara (Sultra). Di salah satu Hotel di Kota Kendari, Rabu (23/10/2024).

Hasil pemilih melihat dimana pasangan calon nomor urut 2, Andi Sumangerukka (ASR)-Hugua disebut bebas dari korupsi.

Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfarabi menyimpulkan. Hasil survey pasangan calon ASR-Hugua menjadi pasangan paling bersih sebesar 38%, disusul pasangan Tina Nur Alam-LM Ihsan Taufik Ridwan sebesar 24,2%. Kemudian pasangan Lukman Abunawas-La Ode Ida (LA-IDA) sebesar 23,5%, dan pasangan Ruksamin-Sjafei Kahar sebesar 8,3%.

“ASR-Hugua dinilai paling bersih dari isu korupsi. Dengan tingginya keinginan publik agar calon gubernur harus bebas korupsi, maka pemimpin yang dipersepsikan bersih, tentunya akan mendapatkan dukungan yang tinggi. Dalam pemilu langsung, impresi positif seorang kandidat akan berpengaruh langsung terhadap elektabilitasnya,” kata Adjie dalam konferensiperss.

Dalam survei LSI Denny JA juga tergambar dimana mayoritas masyarakat Sultra menginginkan gubernur yang bersih dari korupsi. Lewat pertanyaan kepada responden, yakni seberapa setujukah ibu/bapak dengan pernyataan bahwa dari berbagai kriteria calon gubernur, yang paling penting adalah calon gubernur tersebut harus bersih dari isu korupsi.

Hasilnya, 94,2% responden menginginkan gubernur yang bebas dari korupsi. 2,2% kurang setuju/tidak setuju sama sekali, dan 3,6 persen menjawab tidak tahu.

Untuk pemilih laki-laki yang menyatakan setuju pemimpin harus bersih dari korupsi sebesar 94,1 % dan di pemilih perempuan menyatakan setuju sebesar 94,3%. Lalu di pemilih muslim menyatakan setuju pemimpin harus bebas dari korupsi sebesar 94%, sementara di pemilih non muslim menyatakan setuju sebesar 97,6%.

Selanjutnya, dari sisi pendidikan, data LSI Denny JA menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula persetujuan mereka terhadap calon pemimpin yang bebas dari korupsi.

“Di pemilih yang hanya lulus SD, yang menyatakan setuju pemimpin harus bersih dari isu korupsi sebesar 92%, sementara di kelompok terpelajar, mereka yang menyatakan setuju pemimpin harus bebas korupsi sebesar 96%.” Ujar Adjie.

Kemudian masyarakat yang berpendapatan rendah, atau yang disebut sebagai wong cilik, yang setuju dengan pemimpin bersih sebesar 91,1% dan mereka yang berekonomi mapan yang setuju pemimpin harus bersih dari korupsi sebesar 96,8%.

“Di segmen ekonomi menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi, semakin pula persetujuan mereka bahwa pemimpin itu harus bersih dari korupsi,” bebernya.

Adjie menjelaskan, salah satu alasan masyarakat pemimpin bebas dari korupsi karena korupsi dinilai sebagai faktor utama ekonomi tidak membaik. Sebesar 35,5% menyatakan banyaknya korupsi di pemerintahan sebagai alasan utama mengapa kondisi ekonomi mereka tidak membaik. Ada juga yang menyalahkan komitmen pemerintah dalam memenuhi janjinya yaitu, sebesar 24,5%.

“Masyarakat yang menyalahkan karena alasan kondisi ekonomi nasional juga memburuk sebesar 15,2%. Dan sebesar 7,8% menyatakan karena memang pemerintah tidak peduli terhadap ekonomi masyarakat”. Jelasnya.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *